Kamis, 04 Agustus 2011

Mandi-Mandi Yang Disunatkan


Mandi-Mandi Yang Disunatkan

Islam agama yang mencintai kebersihan bagi umatnya, bukan hanya kebersihan rohani akan tetapi kebersihan jasmani pula. Oleh karena itu selain mewajibkan mandi dan membersihkan diri pada saat-saat tertentu syari’at agama kita juga menganjurkan mandi pada waktu-waktu tertentu sebagai berikut:

1. Mandi pada hari Jum’at.

Hal ini didasari atas hadits Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Barang siapa diantara kalian akan menghadiri solat Jum’at mandilah”.

Sebagian ulama memahami dari hadits ini bahwa mandi sebelum pergi untuk solat Jum’at hukumnya wajib. Ditambah dengan hadits lain yang secara jelas menyatakan wajib mandi pada hariJum’at: “Mandi hari Jum’at menjadi kewajiban bagi setiap orang yang sudah dewasa”. Sedangkan menurut mazhab Syafi’i dan mayoritas ulama termasuk mazhab Maliki mandi hari Jum’at hukumnya sunat. Alasan para ulama ini ialah beberapa hadits shohih antara lain: “Barang siapa berwudhu pada hari Jum’at baginya sudah cukup dan baik, tapi barang siapa yang mandi maka mandi lebih utama”.Menurut Imam Nawawi hadits ini shohih. Selain hadits di atas Rasulullah s.a.w.pula bersabda: “Alangkah baiknya jika kalian mandi pada hari Jum’at”. Dari beberapa hadits di atas yang menganjurkan mandi pada hari Jum’at dipahami bahwa perintah mandi menunjukkan kepada anjuran sedangkan kata-kata “wajib” menunjukkan kepada “ta’kid” atau penekanan. Dengan demikian untuk menerima beberapa hadits tentang mandi pada hari Jum’at yang nampaknya berbeda-beda ini dapat disimpulkan bahwa hukum mandi pada hari Jum’at ialah sunat muakkad. Sedangkan waktu mandinya ialah antara subuh hingga saat menjelang pergi kemasjid. Dan lebih dianjurkan pelaksanaan mandinya sesaat menjelang pergi kemasjid, karena salah satu tujuan dari mandi ini ialah menghilangkan kotoran dan aroma tidak sedap dari badan sebelum berada di antara jemaah solat Jum’at.

2. Mandi pada dua hari raya,

Yaitu ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adhha. Hal ini didasari atas hadits dari Ibnu Abbas ia berkata: “Adalah Rasulullah s.a.w. mandi pada hari ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adhha”. Demikian pula Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Umar mengerjakannya karena pada hari itu berkumpulnya kaum muslimin untuk melaksanakan sholat ‘ied seperti pada hari Jum’at. Sedangkan waktunya setelah pertengahan malam, dan yang lebih baik pada saat menjelang kepergian ke tempat sholat ‘ied.

3. Mandi ketika akan melaksanakan sholat Istisqo’,

karena sholat Istisqo’ ini dilaksanakan secara berjamaah maka disunatkan mandi untuk menghilangkan aroma tidak sedap dari badan sebagaimana tujuan disunatkannya mandi pada hari Jum’at.

4. Mandi ketika akan melaksanakn sholat gerhana matahari atau gerhana bulan,

karena sholatnya dilaksanakan secara berjamaah maka disunatkan mandi agar badan bersih dari aroma yang tidak sedap sebagaimana pada hari Jum’at.

5. Mandi bagi orang yang selesai memandikan janazah.

Hal ini didasari atas sebuah hadits di mana Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barang siapa memandikan jenazah hendaklah dia mandi, dan barang siapa membawa jenazah hendaklah dia berwudhu”. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal hadits ini adalah perkataan Abu Hurairah. Imam Syafi’i berkata: “Apabila hadits ini shohih sebagai ucapanRasulullah s.a.w. maka saya berpendapat bahwa mandi ini hukumnya wajib”.

6. Mandi seorang yang baru masuk Islam.

Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah s.a.w. memerintahkan Qais bin ‘Ashim dan Tsumamah bin Atsal untuk mandi ketika keduanya masuk Islam. Mandi ini tidak wajib karena saat itu orang-orang yang menyatakan dirinya masuk Islam tidak semuanya diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. untuk mandi. Selain itu, menyatakan diri masuk agama Islam adalah pertobatan dari perbuatan maksiat maka tidak diwajibkan mandi sebagaimana orang yang tobat dari perbuatan maksiatnya. Hal ini jika yang bersangkutan tidak mengalami junub sebelumnya. Akan tetapi jika seseorang yang masuk Islam mengetahui bahwa dirinya telah mengalami junub maka ia wajib mandi setelah memeluk agama Islam.

7. Mandi seseorang yang baru sembuh dari sakit gila atau pingsan.

8. Mandi seseorang yang akan mengenakan pakaian ihrom.

Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwasanya Zaid bin Tsabit berkata: “Adalah Rasulullah s.a.w. melepaskan pakaian biasanya untuk mengenakan ihram dan mandi”. Hukum ini berlaku bagi siapa saja yang akan mengenakan ihrom, baik laki-laki dewasa maupun anak-anak, bahkan wanita sekalipun dia dalam keadaan berhalangan (haid atau nifas). Ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim bahwasanya Asma binti ‘Umais istri Abu Bakar Shiddiq ketika tiba di Zulhulaifah (miqat penduduk kota Madinah) melahirkan maka Rasulullah s.a.w. memerintahkannya untuk mandi sebelum mengenakan ihrom.

9. Mandi seseorang yang akan memasuki kota Mekkah.

Ini berdasarkan perbuatan Abdullah bin Umar bahwasanya beliau tidak memasuki kota Mekkah kecuali terlebih dahulu bermalam di Dzi Thuwa, pada pagi harinya beliau mandi kemudian masuk ke kota Mekkah pada siang hari. Beliau menyebutkan bahwasanya yang seperti itu dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. (HR. Bukhari dan Muslim)

10. Mandi seseorang yang akan melaksanakan wuquf di Arafah.

Karena hari Arafah merupakan hari berkumpulnya kaum muslimin yang melaksanakan ibadah haji maka dianjurkan mandi untuk menghilangkan bau tidak sedap dari badan. Abdulllah bin Umar melakukannya, dan diriwayatkan Rasulullah s.a.w melakukannya pula.

11. Mandi seseorang yang akan melontar jumrah pada hari-hari tasyriq.

Waktu mandinya ketika hendak melontar jumrah yaitu sesudah tergelincir matahari untuk menghilangkan aroma tidak sedap dari badan karena waktu melontar saat kaum muslimin yang melaksanakan ibadah haji berkumpul pada satu tempat, yaitu sekitar jumroh dibawah terik matahari. Sedangkan ketika hendak melontar jumroh aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah tidak disunatkan mandi karena menjelang wuquf tanggal 9 Dzulhijjjah sudah disunatkan mandi dan waktu antara melontar jumroh aqobah dengan wuquf berdekatan, jadi tidak diperlukan lagi mandi untuk menghilangkan aroma tidak sedap dari badan.

12. Mandi seseorang yang akan melaksanakan thawaf di Ka’bah.

Karena pada saatthawaf terjadi kepadatan di sekitar Ka’bah sehingga perlu pembersihan badan dari aroma tidak sedap.

13. Mandi seseorang yang selesai dibekam,

karena bekam membuatba dan lemah dan mandi akan menyegarkannya.

14. Mandi ketika hendak melaksanakan i’tikaf.

15. Mandi ketika hendak memasuki kota Madinah.





Sumber: www.wisatahati.com

Penulis: KH. Ahmad Kosasih M.Ag

Link: http://www.wisatahati.com/modul.php?flmodul=content_fiqih&room=2

Selasa, 02 Agustus 2011

Waktu-Waktu Terkabulnya Do'a


Waktu-Waktu Terkabulnya Do'a

Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:

الله يغضب إن تركت سؤاله وبني آدمحين يسأل يغضب

Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah

Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:

يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لكعلى ما كان منك ولا أبالي

Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai. Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّالَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya,karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan.

BerdoaDi Waktu Yang Tepat

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Sepertiga Malam.

Rasulullah saw. bersabda: “Keadaan yang paling dekat antara Tuhan dan hambanya adalah di waktu tengah malam akhir. Jika kamu mampu menjadi bagian yang berdzikir kepada Allah, maka kerjakanlah pada waktu itu.” Dari Jabir berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya bagian dari malam ada waktu yang apabila seorang hamba muslim meminta kebaikan kepada Allah dan sesuai dengan waktu itu, pasti Allah mengabulkannya.” Imam Ahmad menambah:“Itu terjadi di setiap malam.”

Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir.

Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْيَسْتَغْفِرُون

Ketika waktu sahur(akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan

(QS. Adz Dzariyat: 18)

Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليلالآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له

Rabb kita turun kelangit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘”

(HR. Bukhari no.1145,Muslim no. 758)

Namun perlu dicatat,sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwaAllah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberijulukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya. Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa.

2. Saat Sujud.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أقرب ما يكون العبد منربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا

Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

3. Ketika Adzan Berkumandang.

Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.

Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda:

ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهمبعضا

Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang

(HR. Abu Daud, 2540,Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata:“Hasan Shahih”)

4. Antara Adzan dan Iqamat.

Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءةأو قال في الصلاة

Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).

Selain itu, orangyang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras diwaktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan olehRasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.

5. Ketika Bertemu Musuh.

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah olehAllah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits berikut:

ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهمبعضا

Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar,1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

6. Ketika Hujan Turun.

Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada AllahTa’ala:

ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر

Doa tidak tertolakpada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun

(HR Al Hakim, 2534,dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)

7. Potongan Waktu Akhirdi Hari Jum’at.

Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda,

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لايوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه .وأشار بيده يقللها

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852dari sahabat Abu HurairahRadhiallahu’anhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.

Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:

هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة

Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim,853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).

Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:

يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاهالله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر

Dalam 12 jam hariJum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza WaJalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR.Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin AbdillahRadhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.

Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.

Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.

8. Doa Seseorang UntukSaudaranya Tanpa Sepengetahuan Saudaranya.

Dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Darda’ berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang berdoa bagi saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu, kecuali Malaikat berkata, bagimu seperti apa yang kamu doakan untuk saudaramu.” Dalam kesempatan yang lain Rasulullah saw. bersabda: “Doa seorang al-akh bagi saudaranya tanpa sepengetahuan dirinya tidak tertolak.”

9. Hendaknya KetikaTidur Dalam Kondisi Dzikir, Kemudian Ketika Bangun Malam Berdoa.

Dari Muadz bin Jabaldari Nabi saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang tidur dalam keadaan dzikir dan bersuci, kemudian ketika ia bangun di tengah malam, ia meminta kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah pasti mengabulkannya.”

10. Ketika berbuka puasa

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:

للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عندلقاء ربه

Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim,no.1151)

Keberkahan lain diwaktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa,sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطروالإمام العادل و المظلوم

‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528,Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Oleh karena itu,jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذاأفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/

(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401,dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:

اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرتبرحمتك يا ارحم الراحمين

adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa inisebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.

Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.

Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذاأفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم

“Biasanya RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni,innaka antas samii’ul ‘aliim

Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.

11. Ketika malam lailatul qadar

Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an.Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِشَهْرٍ

Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:

قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلةليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني

“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

Allahumma innaka‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['Ya Allah, sesungguhnyaengkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku'']”(HR. Tirmidzi,3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)

Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

12. Ketika sebelum salam pada shalat wajib

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أيالدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات

Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah?Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidakdisyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوااللَّهَ

Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).

Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

13. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:

أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجدالفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاءبين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيهافأعرف الإجابة

Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali,yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”

Dalam riwayat lain:

فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتينالظهر والعصر

Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)

14. Ketika Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah,yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa,baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خير الدعاء دعاء يوم عرفة

Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi,3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih AtTirmidzi)

15. Ketika Meminum Air Zam-zam

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ماء زمزم لما شرب له

Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah,2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih IbniMajah, 2502)

Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa.Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.

sumber:

muslim.or.id

http://www.radiodaqu.com/

Senin, 16 Agustus 2010

DO'A

Doa Sapu Jagad
"Robbana Aatina Fiddunya Khasanah Wafil Akhiroti Khasanatawwakina Adabannar"

RAHASIA DI BALIK NAMA-NAMA ALLAH ( ASMAAUL HUSNA)

ALLAH SWT. Menciptakan jagad raya dengan segala isinya ini telah memiliki aneka ragam yang berjumlah 99 nama. Yang nama-nama itu bukanlah sekedar nama, melainkan nama-nama yang baik, yang sesuai dengan kenyataan bagi yang diberi nama. Dan nama itu disebut “AL-ASMAUL HUSNA”. Yang mana bila nam-nama itu kita sebut, mempunyai pengaruh dan manfaat yang besar lagi menakjubkan terhadap pekerjaan yang sedang kita lakukan dan bagi orang yang telah melakukan pekerjaan itu.

Itulah rahasia yang terkadang dibalik nama-nama ALLAH SWT. Yang tiap-tiap nama mempunyai khasiat yang dapat kita jadikan sebagai pengaduan akan maksud dan tujuan kita. Yang pada pokoknya, untuk kesejahteraan hidup kita di dunia dan hidup di akherat nanti.

Diriwayatkan oleh Imam Baihaki. Bahwa Rasullullah saw. bersabda :

“INNA LIL LAAHI TIS’AA WA TIS’IINA ISMAN MIATAN ILLAA WAAHIDAN MAN ASHOO HAA DAKHOLAL JANNATA, INNAHU WITRUN YUHIBBUL WITRO”.

Artinya :

Sesungguhnya bagi Allah ada 99 nam, yaitu 100 kecuali satu. Barang siapa menghafalkannya, niscaya dia masuk surga. Sesungguhnya Dia itu ganjil, Dia menyukai yang ganjil.


Berdoa Dengan Asmaaul Husna.

Kita sebagai umat Islam telah dianjurkan berdo’a dengan “nama-nama Allah (Asmaaul Husna)” tersebut, Sebagaimana tersebut di dalam firman-Nya sebagai berikut :

WA LIL LAAHIL ASMAAUL HUSNA FAD’UUHU BI HAA WADZARUL LADZINA YUL HIDUUNA FII ASMAAIHII SAYUJZAUNA MAA KAANUU YA’MALUUNA”. (Al-qur’an Surat Al-A’Roof Ayat 180).


Perlu kita ketahui , bahwa anjuran Allah itu merupakan anugrah yang besar bagi kita umat islam. Karenanya, maka kita harus menyadari agar supaya bisa menyempatkan waktu barang sedikit. Baik di waktu siang maupun malam untuk membaca seluruh Nama-nama Allah atau salah satu dari padanya. Kalau kita fakir, ada dua keuntungan jika kita mau mengmalkan Al Asmaul Husna, pertama dalam segi membacanya saja sudah termasuk ibadah, kedua berdo’a dengannya pun terhitung sebagai ibadah. Jadi kita mendapat dua pahala bila membaca Al Asmaaul Husna.


Belum lagi jika do’a kita itu dikabulkan oleh Allah, baik cepat maupun lambat. Maka ini sudah merupakan keuntungan tersendiri yang tak ternilai harganya.

Selanjutnya, perlu kami jelaskan di sini, bahwa sebelum membaca salah satu keseluruhan Al Asmaaul Husna , hendaklah terlebih dahulu membaca :

LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU LAHUL MULKU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIRUN. LAA ILAAHA ILLAA HUWA LAHUL ASMAAUL HUSNA”.

Artinya :

Tiada Tuhan yang patut disembah melainkan hanya Allah Yang Maha , tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan, dan bagi-Nya segala puji. Ditangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan yang patut untuk disembah melainkan hanya Dia, bagi-Nya pula nam-nam yang baik.


Setelah membaca sebagaimana tersebut di atas itu lalu diteruskan demgam ,e,baca Al Asmaaul Husna menurut nama-nama yang dikehendakinya atau nama keseluruhannya, sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Dan biasanya untuk memudahkan membacanya didahului dengan huruh “NIDAK” = Yaa.

Setelah selesai membacanya menurut jumlah hitungan yang ditentukan atau menurut yang disukainya, maka akhirillah dengan membaca :

SUBHAANA MAN LAHUL ASMAAUL HUSNA WASHSIFAATUL ‘ULYA SUBHAANAHU WA TA’AALAA ‘ASMMAYAQUULUDL DLOOLIMUUNA”

Artinnya :

Maha Suci Allah yang bagi-Nya mempunyai nam-nama yang baik dalam sifat-sifat yang tinggi. Maha Suci Dia lagi Maha Tinggi Dia dari apa yang orang-orang zalim mengatakan yang setinggi-tingginya”.

Kemudian berdo’a kepada Allah supaya dikabulkan segaa hajatnya, baik hajat ukhrowi. InsyaAllah, apa yang menjadi hajatnya itu akan lekas dikabulkan oleh-Nya, lakukanlah dengan sabar dan penuh keyakinan bahwa do’a anda itu pasti dikabulkan oleh Allah SWT.


Al-Asmaaul Husna dan Khasiat-khasiatnya.

1. Allahu

Allah adalah nama Ismudz Dzat yang mempunyai arti meliputi seluruh pengertian yang terkandung di dalam seluruh nama-nama-Nya. Dan barang siapa membaca “Ya Allah” Sebanyak 500 kali pada setiap malam, terutama pada tengah malam disepertiga malam terakhir setelah mengerjakan shalat Tahajud/Hajat. Insya Allah apa yang menjadi hajat dalam waktu dekat akan berhasil.

2. Ar Rohmaanu

Ar Rohman artinya Yang Maha Pengasih. Barang siapa membaca “Ya Rohmaanu” sebanyak 300 kali pada setiap selesai shalat fardlu. Insya Allah hatinya akan diberi ketenangan, dijauhkan dari sifat lupa dan kegugupan.

3. Ar Rohiimu

Ar Rohimu artinya yang Maha Penyayang. Barang siapa membaca “Ya Rohiimu” sebanyak 100 kali setiap hari secara rutin. Insya Allah akan diberi daya tarik yang kuat, sehingga banyak orang yang menaruh rasa cinta dan kasih sayang kepadanya. Dan bila kebetulan berhadapan dengan lawan/musuh, maka lawan itu akan segera menjadi lunak hatinya, lantaran hatinya berbalik menaruh rasa kasih saying kepadanya.

4. Al Maliku

Al Maliku artinya Yang Menguasai Segala-galanya. Barang siapa membaca “Ya Maliku”sebanya 133 kali pada setiap pagi dan sore (sehabis shalat Shubuh dan Maghrib) maka Allah akan menjamin dimudahkan segala usahanya, sehingga apapun yang dilakukannya akan mendatangkan berkah dan keberuntungan.

5. Al Quddusu

Al Quddusu artinya Yang Maha Suci. Barang siapa membaca “Yaa Qudduusu” sebanyak 100 kali setiap hari secara rutin setelah tergelincirnya matahari. Insya Allah akan dijauhkan dari segala macam penyakit. Baik penyakit dahir maupun batin. Seperti riya’, sombong, dengki, dan sejenisnya. Sehingga ia menjadi orang yang paling disegani dihadapan orang banyak.

6. As Salaamu

As Salaamu artinya Yang Menjamin Keselamatan Seluruh Alam. Barang siapa membaca “Ya Salaamu” sebanyak 141 kali secara rutin pada setiap hari. Insya Allah jasmani dan rohaninya terjaga dari berbagai macam penyakit, diberi keselamatan dari segala bencana dan musibah, sehingga ia menjadi orang yang berbahagia hidupnya.

7. Al Mu’minu

Al Mu’minu artinya Yang Mengamankan Semua Makhluknya. Barangsiapa membaca “Ya Mu’minu” sebanyak 133 kali secara rutin setiap selesai shalat fardhu insya Allah seluruh keluarga dan harta kekayaannya akan dipelihara dari segala macam bencana dan pencurian.

8. Al Muhaiminu

Al Muhaiminu artinya Yang Maha Tahu. Barangsiapa membaca ”Ya Muhaiminu” sebanyak 145 kali pada setiap selesai shalat isya’ secara rutin. Insya Allah hatinya bisa menjadi tenang dari segala macam keruwetan, sehingga ia menjadi tenang hidupnya. Disamping itu ia mudah menerima pelajaran.

9. Al Aziizu

Al Aziizu artinya Yang Maha Perkasa. Barang siapa membaca “Yaa Aziizu” sebanyak 70 kali pada setiap selesai shalat shubuh dan shalat maghrib. Insya Allah segala macam kesulitannya akan mendapat pertolongan, menjadi orang yang mulia, disegani oleh semua orang.

10. Al Jabbaaru

Al Jabbaaru artinya Yang Maha Memaksa Menurut Kehendak-Nya. Barang siapa membaca “Yaa Jabbaaru” sebanyak 700 kali setiap hari secara rutin. Insya Allah bila berhadapan dengan musuh/lawan, mereka akan bertekuk lutut dihadapannya, dan tidak berani melawan.

11. Al Mutakabbiru

Al Mutakabbiru artinya Yang Maha Suci. Barang siapa membaca “Yaa Mutakabbiru” sebanyak 300 kali secara rutin. Insya Allah akan berwibawa di hadapan musuh, sehingga musuh menjadi patuh kepadanya, dan bahkan bias menjadi pembantunya yang setia.

12. Al Khooliqu

Al Khooliqu artinya Yang Maha Pencipta. Barang siapa membaca “Yaa Khooliqu” sebanyak banyaknya, menurut hitungan yang dikehendakinya. Insya Allah akan diberi kecerdasan berfikir, mudah menerima pelajaran dan tiada merasa kesulitan dalam menerima persoalan serta terampil dalam segala hal.

13. Al Baariu

Al Khooliqu artinya Yang Maha Pencipta. Barang siapa membaca “Yaa Khooliqu” sebanyak banyaknya, menurut hitungan yang dikehendakinya. Insya Allah akan diberi kecerdasan berfikir, mudah menerima pelajaran dan tiada merasa kesulitan dalam menerima persoalan serta terampil dalam segala hal.

14. Al Mushowwiru

15. Al Ghoffaru

16. Al Qohhaaru

17. Al Wahhaabu

18. Ar Rozzaaqu

19. Al Fattaahu

20. Al Aliimu


Maaf jika tulisan saya belum semua coz saya masih sibuk ini saja sempet-sempetkan. maaf ya temen-temen


Ya Allah, Ya Rokhman, Ya Rokhim, Ya Maliku, Ya Kuddus, Ya Salam, Ya Mu'min, Ya Muhaimin, Ya Aziz, Ya Jabbar, Ya Mutakabbir, Ya Kholiq, Ya Barik, Ya Musshowwir, Ya Ghoffar, Ya Kohhar, Ya Wahhab, Ya Rozak, Ya Fattakh, Ya Alim, Ya Kobid, Ya Basitz, Ya Khofid, Ya Rofik, Ya Muijzu, Ya Mudillu, Ya Sami', Ya Basir, Ya Khakam, Ya Adlu, Ya Latif, Ya Khobir, Ya Khalim, Ya Adhim, Ya Ghofur, Ya Syakur, Ya Aliyyu, Ya Kabir, Ya Khafid, Ya Mukit, Ya Khasib, Ya Jalil, Ya Karim, Ya Rokib, Ya Mujib, Ya Waasik, Ya Khakim, Ya Wadud, Ya Majiid, Ya Baais, Ya Syahid, Ya Khakku, Ya Wakil, Ya Kowwiyu, Ya Matin, Ya Waliyyu, Ya Khamid, Ya Mukhsi, Ya Mubdi'u, Ya Muid, Ya Mukhyi, Ya Mumit, Ya Khayyu, Ya Koyyum, Ya Wajid, Ya Majid, Ya Wakhid, Ya Akhad, Ya Shomad, Ya Kodir, Ya Muktadir, Ya Mukodhim, Ya Mu'akhir, Ya Awwal, Ya Akhir, Ya Dhohir, Ya Batin, Ya Waali, Ya Muta'ali, Ya Barru, Ya Tawwab, Ya Muntakim, Ya Afuwwu, Ya Rouf, Ya Malikal Mulki, Ya Dzal jalalliwalikrom, Ya Muksit, Ya Jaami', Ya Ghoniyyu, Ya Mugni, Ya Maani', Ya Dhoor, Ya Nafi', Ya Nuur, Ya Haadi, Ya Badii', Ya Baki, Ya Waris, Ya Rosyiid, Ya Shobur.

Jumat, 13 Agustus 2010

Markhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan. Kata-kata itulah yang pantas diucapkan pada bulan yang penuh berkah, penuh pengampunan, serta akan terbebaskan dari api neraka.

Semoga di dalam bulan ramadhan tahun ini kita semua bisa menjalani hari hari dengan mengamalkan lantunan ayat-ayat suci Al-qur'an, bersedekah, mengasihi orang lain, saling memberi, saling menyayangi, dan kebaikan - kebaikan yang lain.

Untuk itu kepada pembaca yang beriman disini saya akan mengupas segala sesuatu tentang Ilmu Agama Islam yang saya khususkan tentang bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan adalah Salah satu bulan yang di agungkan oleh ALLAH SWT. dari bulan bulan yang lain.

Hari Pertama
Pada hari pertama bulan Ramadhan 1431 H. tepatnya sore hari saya pergi ke Masjid tertua yang ada di Mojosari yang beralamatkan di Kauman Gg. 1 Mojosari - Mojokerto,sebut saja nama masjidnya dengan Masjid Baitul Muslimin. disana banyak masyarakat juga berdatangan di masjid tersebut untuk mengaji. Pada waktu itu menerangkan tentang makhluk ALLAH yang namanya Surga disitu dijelaskan bahwa Surga akan merindukan 4 Golongan.
4 Golongan yang dirindukan oleh SURGA adalah :
1. Orang yang membaca Al-qur'an
2. Orang yang menjaga lisannya
3. Orang yang memberi makan orang yang lapar
4. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.

Hari Kedua
Pada hari kedua bab mengajinya membahas tentang PENGASIHAN ALLAH di sana dijelaskan bahwa ALLAH SWT. akan mengasihi hambanya jika dia mengasihi hambanya yang lain. disana diceritakan bahwa pada suatu hari Syaidina Umar Rodiollahhuan (salah satu sahabat Rosulullah SAW.) pergi kesuatu tempat dan pada waktu di tengah-tengah perjalanan Syaidina Umar Rodiollahhuan ketemu dengan seorang anak kecil yang sedang bermain dengan burung kecil yang ada ditangannya (burung emprit/burung yang lain yang kecil)dan Syaidina Umar Rodiollahhuan hatinya merasa terketuk/kasian dengan burung yang dibawa oleh anak kecil tersebut. Pada akhirnya Syaidina Umar Rodiollahhuan mencoba mendekati anak kecil yang sedang asyik bermain burung tersebut kemudian Syaidina Umar Rodiollahhuan membeli burung kecil tersebut dengan harga yang dua kalilipat harga normal, pada akhirnya anak kecil tersebut menyerahkan burungnya kepada Syaidina Umar Rodiollahhuan dan menerima uang gantinya, dan setelah Syaidina Umar Rodiollahhuan mendapatkan burung kecil tersebut dia melepas bebaskan burung tersebut alias mempermerdekakan burung tersebut ke alam bebas ini.

Setelah sekian lama Syaidina Umar Rodiollahhuan meninggal, sahabatnya memimpikan dia, kemudian sahabatnya tersebut menanyai keadaan Syaidina Umar Rodiollahhuan di alam sana, Apa dia diterima di sisi ALLAH SWT dikarenakan dengan Juhudnya, Apa dengan Dermawannya, atau Apa dengan Waro'nya. kemudian Syaidina Umar Rodiollahhuan menceritakaan semua kejadiannya yaitu ketika kalian semua mambawaku ke makam kemudian mendo'akan ku setelah itu kalian semua meninggalkanku di kuburan sendirian tiba-tiba datanglah sesosok dua malaikat yang mana keduannya sangat-sangat besar nan menakutkan sampai-sampai seluruh pesendian tulang-tulangku seakan-akan mau lepas semua, setelah saya akan ditannya oleh kedua malaikat tersebut tiba-tiba datanglah suatu suara tanpa rupa yang tidak tau dari mana datangnya, kemudian suara tersebut berkata Wahai hamba-Ku janganlah kalian menanyai hamba-Ku itu dikarenakan hamba-Ku itu adalah salah satu kekasih-Ku dan SAYA sudah mengasihi dan mengampuninnya dikarenakan hamba-Ku itu pada waktu di dunia dia mengasihi makhluk-Ku (burung kecil).
Jadi wahai pembaca kasihanilah sesama sesungguhnya ALLAH SWT. menyukai orang - orang yang saling mengasihi, Kasihanilah orang lain niscaya ALLAH SWT. pasti akan mengasihimu

Hari Ketiga
Pada hari ketiga pengajiannya tetap membahas tentang PENGASIHAN ALLAH SWT. akan tetapi beda topik atau ceritanya yaitu ketika pada waktu jaman Nabi Musa AS. ada salah seseorang dari umatnya yang mempunyai jiwa pengasihan atau mengasihi ke sesama, pada waktu itu, di desa orang tersebut mengalami musim paceklik atau kekeringan akhirnya orang tersebut berusaha mencari solusi untuk desanya di karenakan orang - orang didesanya sebagian besar belum makan (kelaparan) dia berusaha berjalan menelusuri desanya hampir tidak satu rumahpun terlewatkan dari pantauannya akan tetapi dia belum juga menemukan solusinya, pada akhirnya dia melihat undukan pasir yang cukup besar kemudian di dalam hati orang tersebut berkata "Andai Saja Undukan Pasir ini Berubah Menjadi Undukan Tepung Pasti Akan Aku Bagi-bagikan Kepada Seluruh Penduduk Di Desa ini Agar Semua Penduduk Di Desa ini Bisa Makan".

Setelah kejadian tersebut ALLAH SWT. mengutus kepada salah satu malaikatnnya untuk memberi kabar kepada Nabi Musa AS. agar memberi tahu kepada orang tersebut bahwa dia sudah mendapat pahala seperti yang di katakan oleh hatinya."Andai Saja Undukan Pasir ini Berubah Menjadi Undukan Tepung Pasti Akan Aku Bagi-bagikan Kepada Seluruh Penduduk Di Desa ini Agar Semua Penduduk Di Desa ini Bisa Makan".

Hari KeEmpat
Pada hari ke empat pengajiannya menerangkan hadist Rasululloh yang artinya kurang lebih "Barang siapa yang senantiasa berbuat dosa/kesalahan akan tetapi dia selalu mengharap pengampunan dan karunia ALLAH SWT. itu lebih baik dari pada orang yang senantiasa berbuat kebaikan akan tetapi dia memutuskan karunia ALLAH SWT. (Tidak mengharap pngampunan/karunia ALLAH SWT.) "

Maksud dari perkataan Rasulullah SAW. itu adalah Barang siapa yang dihari-harinya diliputi oleh dosa-dosa / kesalahan-kesalahan dan dia tidak bisa mengelaknya lagi atau tidak bisa menghindar lagi akan tetapi hatinya menentang hal tersebut dan mengharap karunia dan pengampunan ALLAH itu lebih dekat kepada-KU(ALLAH SWT.) dari pada orang selalu berbuat kebaikan (Ahli Ibadah) akan tetapi dia sama sekali tidak mengharap karunia ALLAH SWT. atau pengampunan ALLAH SWT. alias gak jagakno blas (dalam bahasa jawa) karunia ALLAH SWT. atau pengampunan ALLAH SWT.

Saudara pembaca yang insyaAllah di berkati ALLAH SWT. untuk itu mari qita berbuat baik(ahli ibadah) akan tetapi qita tetap mengharap karunia ALLAH SWT. atau pengampunan ALLAH SWT.

Apa Pendapat anda tentang blog ini?